Hujan

Dia t'lah datang..
Waktu kedatangannya memang tak pernah pasti disini, aku pun tak bisa mengira-ngira kapan dia akan datang.. 
Tapi kedatangannya itu pasti.. aku yakin dia akan datang, hanya saja aku tak bisa menyuruhnya cepat datang, ataupun cepat pergi. Dia adalah kepastian.. Dia adalah ketidakpastian..

Semenjak aku kecil, aku takut padanya. Takut sekali kalau dia datang. Yang aku tahu dulu, dia selalu membawa temannya yang menurutku begitu menyeramkan. Aku menganggapnya adalah jelmaan Tuhan yang sedang marah. Bercahaya.. dan berteriak.. entahlah... Temannya memang mengerikan..

Perlahan-lahan seiringnya aku tumbuh dewasa, aku menganggapnya sebagai teman yang paling setia. Terkadang aku acuhkan saja, jika dia membawa lagi temannya kesini. Hmmm... kenapa aku menganggapnya teman setia? Tentu saja karena dia selalu ada saat aku senang, sedih, gelisah, menari gembira, tertawa, menangis.. yang pasti dia selalu menemani dalam segala kondisi. Walau terkadang aku selalu menggambarkan kejadian menyeramkan akibatnya di otakku, namun sekarang aku melihatnya dari sisi yang lain. Dia menyimpan segala rahasiaku. Walau seperti air mata yang jatuh dari atas sana, tetapi dia tidak sama sekali membawa kesedihan, melainkan keindahan. Dia menghangatkanku setelahnya, dia menyembunyikan tangisku, dia ikut menari gembira bersamaku juga daun-daun yang ia singgahi, dia pun ikut berkelana bersama harapan dan khayalanku...